Inspirasi

Makna Liwetan Khas Sunda yang Perlu kamu Tahu

Di dalam tradisi masyarakat Sunda, mereka menyebut ngaliwet yang artinya menikmati nasi liwet yang bercita rasa tinggi dan penuh dengan rempah – rempah lezat. Akan tetapi, dibalik rasanya yang sangat lezat, tradisi menikmati nasi liwet atau ngaliwet ini memiliki makna unik yang menarik untuk dibahas. Ini dia ulasannya.

Source: graved.com

 

Berawal dari Bekal untuk Berladang

Dilansir dari Merdeka, salah satu budaya yang melekat di masyarakat Sunda sejak zaman duu adalah tradisi ngaliwet ini, begitu penjelasan Prof Murdijati Gardjito, ahli kuliner dari Universitas Gajah Mada. engan ngaliwet ini, maka para petani dan masyarakat Sunda pada umumnya menjadi lebih hemat .

Selain itu, dengan membawa liwetan, masyrakat Sunda bisa membawa berbagai macam tambahan lauk yang bisa dimakan saat berada atau bekerja jauh dari tempat tinggal, tanpa harus memasak serta mencari keluar ladang, karena mayoritas mata pencaharian masyarakat Sunda pada zaman dulu adalah berladang atau berkebun.

Source: infopublik.id 

Mempererat Tali Persaudaraan

Selain membawa liwetan untuk bekal selama bekerja, liwetan juga memiliki makna mendalam untuk mempererat tali persaudaraan. Ini dikarenakan kebiasaan masyarakat Sunda cara memakan nasi liwet, yaitu dimakan bersama – sama. Sejak zaman dulu, mereka senang menggunakan daun pisang yang panjang serta lebar sebagai alas untuk menikmati liwetan dan disantap bersama – sama sambil duduk bersila.

Source: travel.kompas.com

Dekat dengan Alam Sekitar

Liwetan juga memiliki makna semakin dekat dengan alam. Zaman dulu, masyarakat Sunda terbiasa memasak nasi liwet dan menghasilkan nasi beraroma khas dan bercita rasa gurih dengan menggunakan alam sekitarnya, mulai dari memasak menggnakan castol atau ketel yang digantungkan diatas kayu dan dibiarkan terbakar diatas bara api unggun. Ditambah lagi dari cara menikmatinya yang menggunakan daun pisang.  

Tapi, meskipun masyarakat Sunda modern seperti sekarang tidak lagi memasak nasi menggunakan castol, tapi hingga sekarang, masyarakat Sunda masih suka menikmati liwetan atau ngaliwet menggunakan daun pisang. Sehingga rasa authentic-nya tetap terjaga dan tetap dekat dengan alam sekitar.  

Source: http://qraved.com/

Related Posts